Kamis, 27 April 2017

MAKALAH ANALISIS TEORI KEWIRAUSAHAAN
 DENGAN BISNIS MINUMAN HERBAL SECANG
  “HARUM BEVERAGES”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman, S.Pd, S.H, MM









Kelas 4 D
Disusun oleh:
Dea Melya Rose A. R.                        (201511288)


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai syarat untuk  menyelesaikan tugas mata kuliah Kewirausahaan Progam Studi Manajemen.
Penulisan makalah ini didasarkan pada referensi yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya yang terkait. Dengan ini penyusun juga menyampaikan terimakasih kepada :
1.      Dr. Drs. Sukirman S.Pd. SH. MM selaku dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan Proposal ini.
2.      Orang tua yang telah memberikan kesempatan dan dukungan baik moral maupun material.
            Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dalam teknik penelitian, penyajian maupun dalam tata penulisan. Oleh karena itu saya mangharapkan kritik dan saran yang bersifat mambangun guna sebagai koreksi untuk perbaikan makalah yang lebih baik kedepannya. Akhir kata selamat membaca dan semoga bermanfaat.

 

 

Kudus, 19  April 2017




Penyusun








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................           i
DAFTAR ISI...............................................................................................................           ii
RANGKUMAN...........................................................................................................          iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang......................................................................................................           1
1.2  Rumusan Masalah...................................................................................................           2
1.3  Tujuan Penulisan.....................................................................................................          2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1   Wirausaha..............................................................................................................           3
2.2   Jiwa Wirausaha......................................................................................................           6
2.3  Risiko Usaha...........................................................................................................           12
BAB III ANALISIS....................................................................................................          21
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................           25
4.2 Saran.......................................................................................................................           25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................          26















ABSTRAK

Entrepreneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya kan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai empat karakteristik yaitu menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan, berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa- masa mendatang, bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh, perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri wirausaha adalah percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan, berorientasi ke masa ke depan. Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesaui dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan sendiri dan bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan – kegiatan untuk mencapai hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang – peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi – situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang dicapai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis. Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di indonesia antara lain pertama,  jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia. Kedua, kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Ketiga, masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja atau berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang memadai. Keempat, terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global, dan kelima terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengolah sumber daya alam menjadi mata pencaharian. Dari kelima faktor tersebut, faktor pertama, kedua, ketiga merupakan faktor dominan yang menyebabkan pengangguran di Indonesia. Dari gambaran tersebut maka perlu dikembangkan program-program kewirausahaan pemuda dalam rangka memepercepat penurunan angka pengangguran.
Mengingat pengangguran pemuda masih cukup tinggi, apabila tidak memperoleh perhatian yang serius mengakibatkan masalah sosial yang cukup tinggi pula. Beberapa masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya pengangguran diantaranya penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas, premanisme, trafficing, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut akan mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan suatu kemitraan atau hubungan sosial yang baik dalam berwirausaha. Karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya, maupun kreatifitas. Oleh karena itu, kemitraan sangat dibutuhkan dan merupakan salah satu aspek yang penting dalam berwirausaha.
Sedangkan mengenai pengelolaan atau manajemen dan pemasaran akan lebih baik bila kita menguasainya lebih jauh sebagai seorang wirausahawan, karena aspek pengelolaan dan pemasaran merupakan aspek yang memegang peranan penting. Karena itulah penulis menguraikan pembahasan ini dalam bentuk makalah mengenai bagaimana mengelola sendiri usaha atau berwirausaha.
Dalam pembahasan ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai networking dalam wirausahawan, karena penulis beranggapan bahwa tanpa networking yang baik sebuah usaha akan mati. Menjadi seorang wirausahawan tidaklah mudah. Dibutuhkan banyak skill, modal dan manajemen yang baik. Tentunya kiat-kiat keberhasilan wirausaha dari para pakarnya akan sangat membantu bagi yang ingin memulai suatu usaha.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa yang Dimaksud Wirausaha ?
1.2.2        Bagaimana Jiwa Wirausaha itu ?
1.2.3        Apa dan Bagaimana Menangani Risiko Usaha ?
1.2.4        Bagaimana Analisis Antara Teori Dengan Bisnis yang Telah Direncanakan ?

1.3  Tujuan Penulisan
1.3.1        Untuk Mengetahui dan Memahami Wirausaha.
1.3.2        Untuk Mengetahui dan Memahami Jiwa Wirausaha.
1.3.3        Untuk Mengetahui dan Memahami Bagaimana Mengani Risiko Usaha.
1.3.4   Untuk Mengetahui dan Memahami Bagaimana Analisis Teori Dengan Bisnis yang Telah Direncanakan.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wirausaha
2.1.1 Pengertian Wirausaha
Pengertian Wirausaha ( entrepreneur ) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts ( 2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang berarti mengambil pekerjaan ( to undertake ). Konsep enterpreneur adalah “ The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business “. Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer Scarborough ( 2005 ) memberikan konsep wirausaha “An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying significant opprotunities and assembling the necessary resources to capitalize on them”. Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausaha merupakan seseorang yang menghadap risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya kan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai empat karakteristik yaitu :
1.      Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2.      Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa- masa mendatang.
3.      Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh.
4.      Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau awal memulai bisnis.


2.1.2 Risiko dan Karakteristik
Landau ( 1982 ) mengusulkan hubungan dari risiko yang dibawa ( risk bearing ) dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar klasifikasi entrepreneur. Hubungan tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1.1. Gambler merupakan entrepreneur juga, tetapi selalu mempunyai karakteristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer (pemimpin) adalah entrepreneur yang mempunyai inovasi tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah.
                                              Tabel 1.1
                             Entrepreneur Klasifikasi Landau
Gambler
Entrepreneur
Consolidator
Dreamer
 High                   

Risk Bearing

Low  
              Low                            High
               Innovativeness

Consolidator adalah entrepreneur yang hanya bisa menerima risiko rendah dan karakteristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai karakteristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi. Kuratko dan Hodgetts (2001) menyebutkan bahwa ada 10 karakteristik dari entrepreneur yaitu :
1.      Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
2.      Entrepreneur dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3.      Entrepreneur selalu menjadi penemu atau pencipta sesuatu.
4.      Entrepreneur adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyarakat.
5.      Entrepreneur harus memenuhi the profile.
6.      Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7.      Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan.
8.      Ketidaktahuan merupakan kabahasiaan bagi entrepreneur.
9.      Entrepreneur menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10.  Entrepreneur adalah sangat pengambil risiko ( gamblers ).
Karakteristik ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa risiko dan inovasi. Kao (1991) menyebutkan terdapat 11 karakteristik entrepreneur yaitu :
1.      Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.      Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
3.      Orientasi kepada kesempatan dan tujuan.
4.      Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal.
5.      Pemecah persoalan secara terus menerus.
6.      Memiliki realisme dan dapat becengkerama ( humor ).
7.      Selalu mencari dan menggunakan umpan balik ( feedback ).
8.      Selalu berfokus pada internal.
9.      Menghitung dan mencari risiko.
10.  Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11.  Memiliki intregritas dan reliabilitas.
Sukardi (1991) menemukan ada 9 karakteristik tingkah laku wirausahawab yaitu :
1.    Sifat instrumental
2.    Sifat prestatif
3.    Sifat keluwesan bergaul
4.    Sifat kerja keras
5.    Sifat keyakinan diri
6.    Sifat pengambil risiko
7.    Sifat swakendali
8.    Sifat kemandirian
Berdasarkan karakteristik entrepreneur yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambil risiko. Kondisi ini menunjukkan bahwa para entrepreneur menemui tekanan (stress) setiap inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan Gampert (1983) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari empat penyebab yaitu :
1.    Kesepian
2.    Terbenam dalam bisnis yang dikerjakan
3.    Persoalan – persoalan manusia (pegawai)
4.    Kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.

2.1.3 Mengatsi Tekanan
Mengantisipasi tekanan entrepreneur harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yan diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para entrepreneur seperti melakukan meditasi, melemahkan otot dengan olah raga, mencari hiburan dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu ;
1.      Menciptakan networking
2.      Keluar dari persoalan secara total
3.      Berkominikasi dengan pekerja
4.      Menciptakan kepuasan di luar perusahaan
5.      Pendelegasian

2.2 Jiwa Wirausaha
2.2.1 Pengertian
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut :
Ciri - ciri
Watak
Percaya diri
Yakin, tidak tergantung, individualis, optimis.
Berorientasi pada tugas dan hasil
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energik dan inisiatif.
Pengambil risiko
Mampu mengambil risiko, suka tantangan.
Kepemimpinan
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menggapai saran dan kritik.
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
Berorientasi ke masa ke depan
Pandangan ke depan, Preseptif.

Jiwa tersebut perlu dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat – sifat belum tentu dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara satu dengan lainnya saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggungjawab atas perbuatan – perbuatan, bersedia mengambil risiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan malu. Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari yang bukan wirausaha.

2.2.2 Ideologi Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesaui dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan sendiri dan bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan – kegiatan untuk mencapai hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekankan kekuatan- kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakukan hal yangpenting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempuranaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempurna untuk satu tujuan dalam jangkau waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.

2.2.3 Jati Diri Wirausaha
Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup berlainan. Pengalaman seorang pelaku usaha cukup luas dan beragam sertadapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati “model peranan” akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih memumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor- faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban diluar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara – cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci  utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus-menerus.

2.2.4 Bisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil risiko, mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadaan konflik, perubahan, dan keragu – raguan. Berarti bahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran – sasaran karier, dan hasil yang diinginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk  belajar berkembang dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik, jika melakukan hal – hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tertentu, menimbang sifat – sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberi petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.

2.2.5 Sikap Karir
Pelaku usaha bisnis memiliki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor – faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1.      Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
2.      Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3.      Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4.      Tingkatkan kemampuan diri secara terus menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandanag ke depan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5.      Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan perubahan. Terima perubahan dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6.      Berorientasi pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang – peluang karir baru yang mengantar kepada sukses masa depan.
7.      Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersadar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8.      Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari – hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9.      Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan.
10.  Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
11.  Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan hasil yang dicapai.
12.  Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri, pastikan penampilan menarik.
13.  Mengamnil keputusan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan itu untuk diterapkan.
14.  Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lampau. Pandang ke depan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.

2.2.6 Sikap Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu – individu yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman – pengalaman secara sehat. Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik :
1.      Pelaku usaha merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini menentukan keberhasilan.
2.      Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan – kegiatan yang berarti.
3.      Sebagian manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan – kegiatan sehari – hari. Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang “besar-besar”. Pelaku bisnis yang dapat melihat “image besar” adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
4.      Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan meyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
5.      Pikiran harus terorganisasi dengan baik dan mampu memusatkan pada berbagai permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan lain dengan upaya yang minim.

2.2.7 Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, pelaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokuskan pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor – faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1.      Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2.      Pilih sasaran positif dalam pekerjaan.
3.      Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri – ciri dari oarang disekitar berimbas pada diri sendiri.
4.      Jauhi pikiran dan ide negatif.
5.      Diri sendriri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6.      Selalu awas terhadap peluang – peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.
7.      Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8.      Lingkungan mempengaruhi prestasi apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9.      Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang peracaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhya.
10.  Hilanhkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan, usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin,

2.2.8 Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi – pagi.
Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari oarang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiasaan  selama satu bulan setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya, merencanakan kegiatan penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru diperoleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggungjawab atas tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.

2.3 Risiko Usaha
2.3.1 Pengertian
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan – keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja di bawah tekanan – tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.

2.3.2 Kondisi Risiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara obyektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif’ tergantung dari :
1.      Kemampuan daya tarik setiap alternatif
2.      Kesediaan menerima kerugian
3.      Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan
4.      Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada pelaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain :
1.    Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
2.    Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan dan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan – keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagi risiko.
3.    Pengetahuan realistik mengenai kemampuan – kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi kegiatan – kegiatan pada situasi yang dapat dipengaruhi hasil.

2.3.3 Keputusan Risiko
Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah penting atau utama dalam merealisasikan potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungan pribadi dengan anak, istri, dan tetangga akan membantu memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan – kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa masa lalu, perhatian untuk masa depan dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan profesional datang dari hidup dimasa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan – tujuan di masa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang – peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi – situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang dicapai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis. Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain.
Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka saat ini yang tepat untuk menanggung risiko demi perrbaikan, jika tidak maka situasi akan semakin buruk, dan permasalahan semakin sukar dipecahkan. Resiko tumbul saat orang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas keputusan – keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor – faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan adalah pengalaman diri sendiri.



2.3.4 Kembangkan Ide
Risiko dan kreatifitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang diproduktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide – ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif. Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, daalm mengurangi risiko, ditolaknya suatu ide, saran, berikut membantu mengatasi :
1.      Utarakan ide kepada istri atau teman, lebih baik membicarakan suatu ide yang belum ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaiakan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.      Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan ide kepada perusahaan sewaktu mengalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan stabil sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap seuatu yang baru.
3.      Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, sering berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide,baru rinciannya dikemukakan.

2.3.5 Tipe Pengambilan Risiko
Pengambilan keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain,pengalaman lalu,situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa,dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko.Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin,sehingga sedikit risiko. Sebagian besar pekerjaan masuk ke dalam pengambil resikotipe ini,karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat manajemen menengah,terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko.menejer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk invormasi dan membuat perubahan kecildalam prosedur dan fungsi-fungsi.Posisi ini dapat dianggap sebagai pengambilan risiko,tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas,mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif, mengantisipasi keberhasilan dalam bisnis,wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi terlaksanakannya ide. Sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu dilaksanakan. Pelaku usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia menerima perubahan,mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam dunia bisnis,mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.

2.3.6 Delegasikan Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan – kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapankan bersedia memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada staf untuk kegiatan – kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat – akibat negatif maupun positif, berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu menerima wewenang serta tanggungjawab. Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan utnutk melaksanakan tugas dari tanggungjawab.
 Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan secara langsung, kepercayaan kepada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan – pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada oarang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencaaan jangka panjangatau pengembangan produk – produk baru.

2.3.7 Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu. Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan.
Rencana – rencana alternatif juga dirancang, karena apabila rencana utam tidak berhasil maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.Seuatu rencana sudah dirang kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan maka dapat mengetahui resiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banyak, kekurangan umpan balik menciptakan keragu – raguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan maslah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecah persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan oarang lain mempengaruhi suksesnya keputusan. Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh :
1.      Keyakinan diri
2.      Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3.      Kemampuan menilai situasi risiko secara realitis dan mengubah kesempatan atau kemungkinan,.
4.      Menghadapi situasi risiko menurut tujuan – tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.

2.3.8 Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko,menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahuidengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan,latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusanyang mengandung risiko perhatikan pertanyaan berikut :
1.      Apakah risiko sepadan dengan hasil?
2.      Bagaimana risiko dapat dikurangi atau dihindari?
3.       Informasi apa yang diperlukan sebelum risiko diambil?
4.      Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu mengurangi risikodan mencapai tujuan?
5.      Mengapa risiko ini penting?
6.      Apa yang menakutkan dalam mengambil risiko?
7.      Apa pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
8.      Apa yang dapat dicapai dengan mengambil risiko?
9.      Persiapan-persiapan apayang perlu dibuat sebelum mengambil risiko?
10.   Bagaimana dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai ?
11.  Apa halangan – halangan terbesar dalam mencapai tujuan ?
Proses pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum mengambil risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan- pertanyaan ini dapat mengakibatkan kegagalan.

2.3.9 Pengambilan Risiko
Perilaku mengambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagi sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki – laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi,  dari pada manajemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang sudah ada. Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko :
1.      Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternatif. Misal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi utnuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya dalah :
a.       Tetap pada tingkat permintaan sekarang
b.      Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan
c.       Menyewa peralatan untuk memenuhi permintaan
d.      Mensubkontrakkan kepada produsen-produsn yang lebih kecil.
Apabila mempunyai arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka disini terdapat sedikit risiko di dalam memutuskan salah satu dari alternatif – alternatif, meskipun alternatif pertama akan merupakan pemilihan yang tidak bijaksana untuk diambil akrena mengabaikan peluang peningkatan laba. Keadaan lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misal produk atau jasa bisa menjadi usang karena inovasi – inovasi dari pihak pesaing atau lebih banyak perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebuh jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki, tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial ( sukses ) untuk berbagai alternatif
2.      Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan : mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap,  tidak tumbuh, atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu saat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan, apabila taat azas, proses pengambilan keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3.      Teliti Alternatif
Contoh pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsistem dengan sasaran-sasaran perusahaan,maka langkah selanjutnya mengadakan survai berbagai alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”, sosial dan fisik. Misal apakah sebuah alternatif menyita usaha pribadi? Apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlu menentukan biaya kekurangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4.      Kumpulkan Informasi
Tahap selanjutnya mengumpilkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis.
a.       Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
b.      Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan mengurangi bagian pasar yang sekarang ?
c.       Dapatkan peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d.      Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika permintaan bertambah ?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.      Minimkan Risiko
Menentukan langkah berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagi berikut :
a.       Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan
b.      Kreativitas dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan)
c.       Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan
d.      Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan strategi
6.      Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, susun sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana memuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi dan proses umpan balik, sehingga perubahan- perubahan yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.








BAB III
ANALISIS

Berdasarkan sub bab wirausaha diatas bahwa karakteristik entrepreneur diantaranya adalah menjalankan bisnis yang menghasilkan keuntungan, mempunyai kesempatan tumbuh atau berkembang, maka dari itu saya merencanakan bisnis usaha mengenai minuman herbal secang, karena dengan berubahnya pola konsumsi masyarakat kepada bahan non sintetis dan ditambah dengan tingginya permintaan masyarakat akan minuman kesehatan dengan bahan-bahan alami yang tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan, maka bisnis minuman herbal menemukan momentum yang tepat untuk dikembangkan. Permintaan konsumen terhadap produk - produk minuman kehesahatn tetap tumbuh, hal ini berbeda dengan kondisi bisnis di sektor lain. Bisnis minuman kesehatan adalah salah satu bisnis yang mempunyai daya resistensi tinggi terhadap fluktuasi perekonomian. Dengan kondisi konsumen seperti ini maka menjalankan bisnis minuman kesehatan adalah pilihan yang tepat.
Usaha yang akan saya kelola adalah jenis usaha yang bergerak dibidang pengolahan yang bermanfaat bagi kesehatan. Usaha ini lebih menekan ke bahan rempah – rempah atau tradisioanal kemudian dikemas secara moderen sehingga mampu dan tidak kalah bersaing dengan produk lain. Akan menjadi sebuah kebanggaan jika usaha ini bisa terus berlanjut. Unit usaha ini saya beri nama “HARUM BEVERAGES”  dikarenakan bergerak dalam usaha penjualan minuman herbal dengan kualitas bahan baku yang baik dan  asli rempah-rempah Indonesia dan memiliki cita rasa yang dapat dipertaruhkan.
Prospek dalam usaha minuman herbal dapat dikatakan sangat cemerlang dan menguntungkan. Dimana melalui usaha minuman herbal dapat mendatangkan keuntungan bombastis. Usaha yang bergelut dengan olahan minuman herbal memiliki prospek sangat bagus dalam jangka ke depan. Usaha minuman herbal yang sejak dahulu tumbuh hingga sekarang masih berkembang juga tak pernah sepi akan konsumen. Jadi produk minuman herbal secang ini tidak hanya akan menguntungkan berupa pundi – pundi rupiah saja tapi menyehatkan masyarakat dan secara tidak langsung dengan menjual produk herbal maka akan membuat konsumen memiliki pola pikir untuk tidak selalu ketergantungan dengan bahan kimia yang menimbulkan efek samping.
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran – sasaran karier, dan hasil yang diinginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran dalam bisnis minuman herbal secang ini adalah tidak untuk kalangan tertentu saja, tapi saya menargetkan sasaran pemasaran pada semua segmen pasar sehingga lingkup pemasaran bisa menjangkau segala lapisan masyarakat. Tidak ada segmentasi pasar berdasarkan usia maupun penghasilan. Semua kalangan dari mulai anak – anak hingga orang tua, laki – laki, perempuan, dan dari kalangan yang penghasilannya rendah hingga tinggi dapat membeli produk minuman herbal secang ini. Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara – cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Dengan sasaran yang tepat maka diharapkan dapat mencapai tujuan sebagai berikut :
1.      Membuat produk yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh
2.      Menciptakan inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat.
3.      Mengenalkan kepada masyarakat bahwa dari bahan rempah-rempah, dapat digunakan menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual.
4.      Inisiatif wirausaha sebagai pemilik usaha dalam membuka usaha.
5.      Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang berwirausaha.
6.      Dapat membuka lapangan kerja baru.

Risiko dan kreatifitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang diproduktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide – ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif. Dalam usaha bisnis minuman herbal ini saya berinovasi dan mencoba kreatif dengan mengambil khasiat dari kayu secang yang belum begitu banyak orang mengetahui manfaat dari secang dan masih sedikit pesaingnya sehingga itu merupakan peluang bagi saya untuk mengembangkan bisnis ini.
Dalam bisnis ini tentunya terdapat risiko yang akan dihadapi, maka saya sebagai seorang pemimpin dalam usaha ini siap mengatasi risiko apapun, beberapa risiko yang kemungkinan terjadi yaitu :
a.    Jumlah kompetitor yang terus meningkat
b.    Munculnya produk baru yang lebih unggul
c.    Kenaikan harga bahan baku
d.   Kendala dalam pemasaran produk karena tidak semua orang mengetahui khasiat minuman herbal dibanding non herbal.
Dari beberapa risiko yang mungkin terjadi tersebut saya sudah menyiapkan alternatif untuk mengatasi yaitu dengan menanam sendiri beberapa rempah-rempah yang digunakan sebagai bahan baku (serai, cengkeh, jahe emprit, kayu manis, secang). Dengan menanam sendiri maka akan mengurangi beban biaya pada saat harga bahan baku naik. Kemudian mengatasi risiko apabila terdapat pesaing yang lebih berinovasi yaitu dengan memperbanyak jenis produk yang yang berbahan dasar rempah terutama secang menjadi produk oalahan lain tidak hanya minuman tapi bisa dibuat model lain, misal dengan produk rempah tidak hanya dibuat cair tai dibuat seperti teh celup, bisa juga dibuat menjadi bubuk yang dikemas dalam bungkus yang menarik.
Risiko mengenai belum begitu dikenal dimasyarakat karena masih belum begitu tau khasiat secang maka saya mengambil alternatif dengan mengenalkan produk minuman herbal secang ini secara geratis terlebih dahulu sebagi promo agar masyarakat mempunyai kesan pertama yang baik dengan produk ini dan dapat merasakan khasiat dari minuman herbal itu sendiri, selain membagikan sempel gratis maka saya akan memanfaatkan networking atau jaringan untuk menyebarluaskan produk minuman herbal secang ini dikalangan masyarakat, serta manfaat dari produk minuman herbal ini, bisa melalui web, BBM, Instagram, Facebook dan lainnya.
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, maka membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Oleh karena itu saya sebagai pemimpin dalam usaha bisnis minuman herbal secang ini bersedia memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada staf atau karyawan untuk kegiatan – kegiatan tertentu, seperti dibawah ini :
Nama Asisten                          : Riska Yuli
Tugas atau Tanggung jawab   :
1.      Mengkoordinasi dan menjalankan semua kegiatan operasional.
2.      Mengkoordinasi bawahan terhadap semua aktivitas.
3.      Melakukan evaluasi berkaitan dengan kegiatan usaha dll.
Keryawan Bagian Produksi    : Fitri Yanti H
Tugas atau Tanggung jawab   :
1.      Bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi.
2.      Memenuhi target produksi yang telah ditetapkan.
3.      Mengevaluasi setiap kegiatan produksi agar kesalahan yg mungkin terjadi dapat diperbaiki.


Karyawan Bagian Pemasaran : Rizki Pramudya D                                                   
Tugas atau Tanggung jawab   :
1.      Mengenali kebutuhan pelanggan.
2.      Mengembangkan produk dengan baik.
3.      Mempromosikan produk dengan efektif.
4.      Mendistribusikan produk.
Karyawan Bagian Packing      : Rosayuni                  
Tugas atau Tanggung jawab   :
1.      Memastikan produk yang hendak di packing telah siap dan tidak ada kerusakan.
2.      Melakukan packing dengan baik dan tepat waktu.
3.      Memberi label pada kemasan produk.























BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseoarang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Dalam dunia kewirausahaan banyak hal yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses. Dari manajemen, pemasaran, kemitraan dan faktor lainnya. Dalam dunia usaha, kunci untuk sukses itu sesungguhnya tergantung pada diri kita sendiri. Sikap yang tidak mudah menyerahlah yang menjadi faktor dasar utama kesuksesan seorang wirausahawan disamping sifat-sifat lainnya yang penting juga. Seperti proaktif, kreatif, dan inovatif. Dikatakan seoarang wirausahawan yang baik apabila seseoarang yang mengkhususkan diri dalam memikul tanggung jawab dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan yang mempengaruhi lokasi, bentuk dan penggunaan barang-barang, sumber daya dan lembaga. Dan ketika seseoarang ingin berwirausaha, sesungguhnya ia harus memperhatikan faktor-faktor yang mendukung beserta kiat-kiatnya. Karena bukanlah hal yang mudah seseoarang menjadi wirausaha.

4.2 Saran
Setelah saya mengkaji makalah tentang analisis kewirausahaan ini, pentinglah bagi seoarang calon wirausaha untuk mempelajari dari hal-hal yang mendasar terlebih dahulu. Karena jika kita mengambil langkah yang terburu-buru, misalnya seseorang yang hanya mempunyai modal dan keberanian saja tanpa tahu ilmu-ilmu dasarnya maka bukanlah hal yang aneh jika ia akan mengalami kegagalan dalam usahanya. Artinya, apa yang telah dijelaskan diatas adalah elemen-elemen dasar yang harus dimiliki dan diketahui oleh seorang calon wirausaha untuk mulai melangkah. Oleh karena itu, untuk menjadi seoarang wirausahawan yang sukses haruslah mengikuti apa yang menjadi karakteristik juga kiat-kiat menjadi seoarang wirausahawan  yang sukses sebagaimana yang telah dijelaskan.



DAFTAR PUSTAKA

Sukirman.2008.Kewirausahaan.Semarang: Galaksi Nusindo
Melya, Dea.2017.Bisnis Minuman Herbal Secang Harum Beverages.Fe:UMK






Tidak ada komentar:

Posting Komentar